Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water).
Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang
memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan
frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan
dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.
pengolahan menurut tingkatan
perlakuan
2.
pengolahan menurut karakteristik
limbah
Untuk mengatasi berbagai
limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan
berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu
diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga
layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya
pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
1.
Layanan air limbah domestik:
pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus
2. ]Jamban yang layak harus memiliki
akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang
benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses
ke jamban bersama atau MCK.
3. Layanan persampahan. Layanan ini
diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan
dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus
dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan
akhir (TPA) atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Di beberapa wilayah
pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh
masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan
memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah
penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan
menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.
Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air
hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan
yang cukup dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah
pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air
bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus
saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
Karakteristik limbah
1.
Berukuran mikro
2.
Dinamis
3.
Berdampak luas (penyebarannya)
4.
Berdampak jangka panjang (antar
generasi)
Limbah industri
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1. Limbah Cair biasanya dikenal sebagai
entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan
buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik
2.
Limbah Padat lebih dikenal sebagai
sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
3.
Limbah Gas/partikel
Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk
ke atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang
cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor),
bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran (pollutant).Cemaran udara
diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan
ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah
cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder
adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap
kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang
mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber
antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit
energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-lain
dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang,
dan kereta api.
Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari
90% pencemaran udara global adalah:
a. Karbon monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.
Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang
memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang
dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang
berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting
baik lokal,regional maupun global yaitu:
a. CO2 (karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu,
cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun
atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun
tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan
baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa
kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah
satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat
reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang
bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Macam Limbah Beracun
- Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
- Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
- Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
- Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
- Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
- Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan
limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran
dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan
meningkatkan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan
0 komentar:
Posting Komentar